Anak IPA jiwa IPS

 Yap, saat ini aku sudah naik ke kelas 2 SMA. Itu artinya, saatnya pembagian jurusan di sekolahku. Masuk IPA atau IPS.

 Awalnya, aku kukuh ingin masuk jurusan IPS. Kenapa? Karena aku sangat ingin menjadi seorang duta besar, yang mana pada saat kuliah mengambil jurusan Hubungan Internasional.
 Lagipula, aku juga menyukai pelajaran geografi dan sejarah. Tapi anehnya, walaupun aku menyukai kedua pelajaran tersebut, aku tak pernah serius belajar pelajaran tersebut.  Bahkan aku tidak suka dengan pelajaran ekonomi. Hehe
 Aku juga suka pelajaran kimia dan fisika walaupun tak jarang aku mendapat nilai rendah pada saat ulangan harian. Aku juga kurang suka dengan pelajaran biologi.
 Aku pun berdiskusi dengan orang tua ku mengenai pemilihan jurusan pada saat naik kelas nanti. Untung saja orang tua ku flesksibel yang artinya tidak memaksa ku untuk masuk IPA, dan juga tidak melarangku untuk masuk IPS.
 Setelah berdiskusi dengan orang tua ku, aku juga berkonsultasi dengan guru BK. Aku menanyakan tentang prospek di IPS dan juga di IPA. Setelah mendengar penjelasan dari guru BK, aku pun mengerti bahwa prospek di jurusan IPA lebih bagus, karena pada saat lulus SMA, pilihan jurusan IPA di perkuliahan lebih banyak daripada jurusan untuk lulusan IPS.

 Hari pembagian rapor kelas 1 pun telah tiba. Aku sudah deg2an karena tidak sabar untuk mengetahui aku masuk jurusan IPA atau IPS.
 Saat papa ku keluar kelas sambil membawa hasil rapor ku, aku langsung menanyakan aku masuk jurusan IPA atau IPS. 
  Ternyata, aku masuk IPA! 
 Perasaanku campur aduk saat itu.. antara kesal sekaligus senang. Aku kesal karena tidak masuk jurusan yang aku inginkan. Dan juga senang, karena nilai aku lumayan tinggi sehingga terpilih masuk IPA.
 Sampai dirumah, aku langsung menelepon mama ku yang kebetulan pada saat itu sedang berada di luar kota. Aku bingung karena aku ingin sekali masuk IPS demi mengejar cita-cita ku menjadi duta besar.
 Aku langsung browsing mengenai jurusan Hubungan Internasional. Setelah baca2, aku pun baru tau bahwa ada yang namanya lintas jurusan di beberapa universitas. Misalnya aku lulusan IPA, aku juga bisa mendaftar di kuliah jurusan IPS.
 Aku lega karena ternyata ada yang namanya lintas jurusan. Sejak itu, keteguhan hati ku untuk masuk IPS pun luluh, aku malah sangat yakin bahwa aku harus di IPA.

 Sekarang, sudah hampir sebulan aku duduk dikelas XI IPA 2. Aku juga sudah mulai merasakan perbedaan antara anak IPA dan juga anak IPS.
 Setau-ku, banyak yang berpendapat bahwa anak IPA itu nerd semua dan anak IPS itu degil semua. Menurut ku pendapat seperti itu tidaklah selalu benar. Banyak juga kok anak IPA yag degil, dan ada juga kok anak IPS yang baik. Toh aku buktinya setiap waktu istirahat pergi ke kantin dengan anak IPS, menurut ku mereka tidak degil, malah mendekati nerd.
 Ada juga yang berpendapat bahwa anak IPA itu tidak punya waktu luang karena waktu2 luang nya dipakai untuk belajar, dan anak IPA itu PBM di kelasnya sangat serius. Sedangkan anak IPS banyak mempunya waktu luang dan banyak mempunyai jam kosong saat PBM.
 Pendapat itu menurutku juga salah. Karena aku sendiri yang anak IPA masih punya banyak waktu luang kok saat dirumah. Dan, pernah kubandingkan dengan temanku yang berada di IPS, lebih banyak jam kosong di kelas ku daripada dikelasnya.
 Sebulan aku duduk di bangku IPA, aku pun juga sudah mulai merasa kehilangan. Ya, aku rindu dengan pelajaran2 IPS seperti geografi dan sejarah. Aku bingung, mengapa pemerintah membuat program jurusan IPA atau IPS di SMA. Menurut ku itu kurang adil. Karena tidak semua anak IPA tidak menyukai pelajaran IPS, begitu juga sebaliknya.


Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman menggunakan t-cash

Cara unlock 4g di OnePlus X